Landoh, Dalam menyikapi adanya wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang telah terjadi dibeberapa wilayah Desa Landoh saat ini, pada hari Jum'at tanggal 15 Juni 2024, sekira pukul 19.30 Wib bertempat dibalai Desa Landoh, Pemerintah Desa Landoh bersama lembaga - lembaga desa dan perwakilan dari Dinas Kesehatan ( Puskesmas Sulang dan Bidan Desa ) melakukan musyawarah koordinasi dalam menangani wabah Demam Berdarah Dengue ( DBD ).
Dalam acara yang berlangsung acara dibuka oleh sambutan PJ Kepala Desa landoh Bapak Akbar Aji, dalam sambutannya beliau mengungkapkan pentingnya koordinasi dan sosialisai dalam menyikapi adanya wabah Demam Berdarah Dengue ( DBD ) dengan menghadirkan narasumber langsung dari Dinas yang paham dengan wabah tersebut, yakni perwakilan dari Dinas Kesehatan. Bapak Akbar Aji berharap dengan adanya acara ini agar nantinya masyarakat tidak terjadi informasi yang simpang siur yang malah membuat situasi semakin tidak kondusif, dikarenakan kebanyakan orang awam disaat adanya wabah DBD seperti ini pasti panik, takut dan selalu menanyakan kenapa tidak ada pengasapan atau fogging, nah nanti biar kita bersama - sama mendengarkan penjelasan langsung dari tim kesehatan bagaimana cara kita mengantisipasi, mencegah dan cara yang efektif dalam memutus perkembangbiakan nyamuk tersebut.
Setelah sambutan dari PJ Kepala Desa landoh kemudian dilanjutkan oleh Narasumber dari Puskemas Sulang yaitu Bapak H. Mualim. Dalam pemaparan materi seputar wabah yang terjadi di beberapa wilayah Desa Landoh saat ini, beliau menjelaskan bahwa itu semua tidak mesti Demam Berdarah Dengue, jadi masyarakat harus bisa memahami bahwa Demam Berdarah ( DB ) dan Demam Berdarah Dengue ( DBD ) itu berbeda. Jadi jangan langsung menyimpulkan kalau ada yang panas tinggi, mual, muntah wah itu terkena Demam Berdarah Dengue ( DBD belum tentu ujarnya, jadi untuk meyakinkan atau memastikan bahwa terkena DBD harus dilakukan tes Laboratorium terlebih dahulu.
Perbedaan Demam Berdarah ( DB ) dan Demam Berdarah Dengue ( DBD ) adalah dari gejala yang terjadi pada tubuh si penderita,
untuk Demam Berdarah ( DB ) antara lain :
- Mengalami demam hingga 40 derajat Celcius
- Mengalami sakit kepala
- Muncul rasa nyeri pada otot, tulang, atau sendi
- Merasa mual Muntah dll
dan biasanya setelah melewati 7 hari sipenderita akan sembuh, untuk masa kritis sakitnya itu sendiri terjadi biasanya dalam hari ke 4 - 5 dari hari awal gejala.
sedangkan untuk Demam Berdarah Dengue ( DBD ) antara lain :
- Muncul rasa nyeri di perut yang sangat parah
- Lebih sering muntah
- Mengalami pendarahan dari gusi atau hidung
- Terdapat darah dalam urine, tinja, atau muntahan
- Mengalami kesulitan bernapas atau napas pendek
- Mengalami pendarahan di bawah kulit yang terlihat seperti memar
- Menjadi lebih mudah marah atau gelisah
- Merasa kelelahan
Gejala DBD biasanya akan muncul pada satu atau dua hari setelah demam mulai mereda. Gejala yang muncul tersebut merupakan gejala yang perlu sangat diwaspadai karena bisa bertambah dengan waktu yang relatif singkat. Kondisi ini termasuk kondisi gawat darurat sehingga perlu diatasi segera secara medis.
Selain itu Bapak H. Mu'alim juga menjelaskan tentang perlu tidaknya dilakukannya pengasapan atau fogging ?? karena masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa fogging adalah sesuatu tindakan yang sangat efektif dalam memberantas nyamuk demam berdarah tersebut, beliau menjelaskan sebetulnya apa itu fogging, bahan - bahan apa yang digunakan dan seberapa efektifkah fogging tersebut ???
fogging itu sendiri apa ? fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan Insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). kemudian beliau juga menjelaskan obat atau bahan - bahan yang dipakai pada fogging dari apa ? beliau kembali menjelaskan bahwa obat atau bahan yang dipakai untuk pengasapan adalah berasal dari cairan insectisida sehingga sebetulnya juga berbahaya untuk mahluk hidup lainnya, dan apakah efektif untuk memberantas nyamuk dan telur - telurnya ?? beliau kembali menegaskan bahwa kegiatan fogging kurang begitu efektif dalam memberantas nyamuk, karena fogging hanya akan membunuh nyamuk usia dewasa, tanpa bisa membunuh, telur dan larva / jentik nyamuk. bahaya fogging bagi manusia juga besar resikonya, bisa terhirup diparu - paru, bisa membuat keracunan apabila pada saat fogging asapnya terkena di makanan, minuman, bahkan bumbu - bumbu dapur kita, belum lagi yang memiliki hewan piaraan atau ternak hal tersebut juga rentan terkena efek negatif dari Fogging tersebut.
Saran dari Bapak H. Mualim sendiri adalah lebih mengutamakan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk )dengan melakukan 3M ( Plus ) dengan Menguras, Mengubur, Menutup Justru hal ini lebih efektif, dikarenakan pada saat nyamuk dewasa mati karena fogging akan tetapi tanpa kita sadari telur maupun jentik yang sudah berada di air tidak ikut mati dan akan menetas dalam waktu 6-7hari, dan nyamuk sendiri sekali menetas jumlahnya ratusan, kalau kita tidak membunuh atau membersihkan dengan 3M tadi malah akan berbahaya, sedangkan untuk kegiatan Fogging yang terlalu sering juga tidak baik, dikarenakan mengancam kesehatan kita juga akan membuat nyamuk semakin kebal, pungkasnya;
Acara selanjutnya disampaikan oleh Bidan Desa Landoh yaitu Ibu Srikun, beliau hanya sekedar menambahi dari apa yang telah dijelaskan oleh Bapak H. Mu'alim yaitu, menjalankan 3M mulai dari rumah kita masing - masing, kemudian diarea sekitar kita, untuk itu Ibu Srikun menawarkan kepada para tamu undangan bagaimana seandainya diadakan kegiatan bersih desa secara serentak 1 desa ? setelah mendapat penjelasan dari Bapak H. Mu'alim akhirnya seluruh tamu undangan bersedia untuk melakukan kegiatan bersih desa secara serentak, yang akan dimulai pada hari Minggu tanggal 16 Juni 2024 selama 4 minggu berturut - turut dan dilakukan dihari minggu.Kemudian Bu Srikun menjelaskan bahwa akan ada pemeriksaan jentik secara menyeluruh dan pemberian abate kepada warga.
Pada acara sesi tanya jawab, ada pertanyaan bagaimanakah cara kita mengantisipasi bila ada anak yang tiba - tiba panas tinggi dirumah ?, kemudian Ibu Srikun memberikan arahan, sebisa mungkin kita dirumah untuk selalu menyediakan obat penurun panas yaitu paracetamol, hal tersebut sebagai langkah penanganan secara dini apabila ada yang sakit panas, kemudian apabila selama 3 hari masih panas tinggi segera bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan tes laboratorium, karena untuk memastikan kira - kira anak tersebut sakit Demam Berdarah atau tidak adalah setelah dilakukan tes laboratorium, jadi kita harus waspada tapi tidak usah panik, selalu perbanyak minum air putih, pola makan teratur agar si anak tersebut kondisinya bisa stabil.
sebelum penutupan acara, Bapak PJ Kepala Desa landoh kembali menegaskan setuju apa tidak untuk melakukan kegiatan bersih desa secara serentak, kemudian para hadirin secara serentak menyetujuinya, acara kemudian ditutup oleh Bapak Moh Nuril Huda dengan bacaan hamdalah secara bersama - sama. (Mz Bay)