SEJARAH DESA LANDOH
Sejarah awal mula desa landoh yang berada di keacamatn Sulang Kabupaten Rembang menurut dari beberapa informasi yang didapatkan salah satunya dari Bapak Yadiman, yang merupakan tokoh dan sesepuh Desa Landoh yang juga merupakan mantan PJ Kepala Desa Landoh menceritakan bahwa desa landoh sangat erat berhubungan dengan salah satu ulama pada waktu itu yang ada di desa Landoh yang bernama Simbah Tauhid, orang – orang pada waktu itu memanggilnya dengan sebutan Mbah ongket karena sulitnya mengucapkan kata Tauhid maka orang – orang waktu menyebutnya dengan nama Mbah Ongket. Simbah Tauhid sendiri dipercaya merupakan murid atau santri dari Sunan Bonang. Dimana pada waktu itu beliau syiar Islam sampai didesa Landoh. Nama Landoh sendiri adalah pemberian dari Syech Jangkung atau lebih dikenal dengan nama Saridin yang kebetulan berasal dari Desa Landoh Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Awal mulanya diberikannya nama Landoh itu sendiri dimana pada waktu itu Syech Jangkung yang sedang silaturahmi ke simbah Tauhid karena ingin mempererat tali silaturahmi diantara sesama umat muslim, Saridin sendiri adalah merupakan Murid atau santri dari Sunan Kalijogo yang merupakan Guru Sejati, sedangkan Sunan Kalijogo sendiri merupakan Murid dari Sunan Bonang. Agar rasa persaudaraan diantara mereka tidak putus maka Syeh Jangkung atau saridin berkunjung ke tempat Simbah Tauhid yang berada di wilayah rembang.
Setelah beliau wafat, simbah Tauhid sendiri di makamkan di Desa Landoh yang mana disebut sebagai Simbah Unden, Unden sendiri berasal dari kata PEPUNDEN yang artinya Pepundi atau orang yang berjasa atau orang yang dihormati pada waktu itu. Maka dari itu sampai sekarang daerah Makam dari Simbah Tauhid dipercaya sebagai Punjer atau cikal bakal adanya Desa Landoh. Yang kemudian berkembang luas area wilayahnya sampai sekarang
Bahkan pada sekitar tahun 1948, para masukan Tentara Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Simbah Nursalam banyak yang bertahan di timur makam dari simbah Tauhid, mengapa harus di timur Makam Simbah Tauhid ? karena pada waktu itu dari pihak Belanda meyakini bahwa setiap pasukan mereka ( Pasukan Belanda ) yang melintasi dari Makam simbah Tauhid maka mereka akan mendapatkan sial atau apes, bahkan pada waktu itu juga dipercaya bahwa setiap pesawat yang melintasi diatas makam juga akan jatuh.
Disekitar tahun 1948 pula para ulama sepuh yang ada didaerah Rembang dan sekitarnya mempunyai usul rembug bersama ulama Desa Landoh yang bernama Simbah Muntakib dan Mbah Nursalam, bahwa ditempat Punden tersebut beliau - beliau meyakini ada makam seorang wali Allah. Kemudian di tahun 1949 ada sarasehan Kyai sepuh diantaranya Mbah Muntakib landoh, Mbah Khafid dari Rembang, Mbah Bisri dari leteh rembang, Mbah Wahab Sulang, Mbah Muk Rembang , waktu itu membicarkan masalah pesarean yang ada dilandoh dan meng Hauli simbah Tauhid untuk pertama kalinya. Juru kunci pertama dari pesarean Simbah Tauhid yaitu simbah Dono roso, kemudian berjalannya waktu digantikan simbah Rustam yang merupakan seorang sarekat Desa Landoh dengan jabatan kamituo ( Kadus ), setelah itu diganti oleh mbah Khaelani, dan kemudian Mbah Pangi yang juga merupakan Kepala RW II sampai saat ini. Untuk acara Haul simbah Tauhid sendiri biasa dilaksanakan pada saat tanggal 10 Muharram.