INFO
  • MEMBIASAKAN YANG BENAR, BUKAN MEMBENARKAN YANG BIASA

KETOPRAK MBELING DAN KARYA MANUNGGAL DESA LANDOH

01 September 2019 Mas Bay Berita Lokal Dibaca 3.137 Kali

KETOPRAK MBELING DAN  KARYA MANUNGGAL

 

Landoh-KETOPRAK (bahasa Jawakethoprak) adalah sejenis seni pentas drama tradisional yang diyakini berasal dari Surakarta dan berkembang pesat di Yogyakarta,[1] oleh karena itu kesenian ini sering disebut sebagai Ketoprak Mataram.

Pada awal mulanya, ketoprak menggunakan iringan lesung (tempat menumbuk padi) yang dipukul secara berirama sebagai pembuka, iringan saat pergantian adegan, dan penutup pertunjukan sehingga terkenal disebut sebagai Ketoprak Lesung. Dalam perkembangannya, Ketoprak kemudian menggunakan iringan gamelan jawa, dan penggarapan cerita maupun iringan yang lebih rumit.

Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa, meski juga ada cerita fiksi.

 Di Desa Landoh sendiri juga memiliki grub ketoprak sendiri yang sudah ada sejak dari dulu. Di tahun 80an dari karang taruna yang ada di RW V para pemuda berinisiatif membentuk kelompok kesenian ketoprak, akan tetapi personilnya pada waktu itu tidak hanya dari pemuda dan pemudi RW V saja, tetapi dari pemuda – pemudi yang ada di desa Landoh bahkan ada yang dari Desa lain seperti desa Bogorame. Menurut penuturan dari salah satu perangkat desa Landoh Bapak Sukardi ( Kadus III ) yang mana pada waktu dulu juga ikut menjadi bagian dari anggota/personil ketoprak tersebut, awalnya ketoprak tersebut memiliki nama “Ketoprak Mbeling”. Di buatnya kelompok “Ketoprak Mbeling” tersebut bertujuan selain untuk menyatukan para pemuda yang ada didesa Landoh dalam wadah kesenian, juga untuk menyalurkan bakat kesenian yang dimiliki oleh para pemuda yang ada di desa Landoh agar kesenian peninggalan dari para leluhur tidak punah. “ketoprak Mbeling” sendiri biasa tampil pada saat – saat ada acara desa seperti kegiatan memperingati HUT RI dibulan Agustus.

Seiring berjalannya waktu ketoprak Mbeling mengalami pasang surut, dari jarangnya tampil dalam acara – acara desa, juga banyaknya personil yang sudah mulai pergi merantau untuk bekerja, sehingga ketoprak mbeling vakum. Hingga di sekitar tahun 2005an ketoprak mbeling muncul kembali dengan personil yang sudah banyak berganti, dan nama ketoprak mbelingpun berganti dengan nama “Ketoprak Karya Manunggal” , karya manunggal sendiri diambil dari nama karang taruna yang ada di Pokja V yaitu “Karya Muda Manunggal” dimana saat ini sudah ada sekitar 30an anggota ketoprak Karya Manunggal.

Menurut dari Bapak Ngateno selaku anggota BPD yang ada di RW V sendiri,  nama ketoprak pertama kali diusulkan oleh Ibu Sri Subekti, dimana diambil dari nama karang taruna RW V Karya Muda Manunggal, dimana adanya ketoprak Karya Manunggal merupakan partisipasi dari golongan tua dan golongan Muda yang ada di RW V, dengan harapan sesuai namanya “Karya Manunggal” yang berarti Manunggal dadi siji ( jadi satu ) menghasilkan Karya yaitu Ketoprak “Karya Manunggal”. “Ketoprak Karya Manunggal” sendiri terakhir tampil dalam acara desa yaitu pada tanggal 31 Agustus 2019 dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 yang dilaksanakan dihalaman bapak RW V yaitu Bapak Sumarno, dengan Judul Cerita “ Sekar Taji Popol” dimana menceritakan Kisruh antara Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Pudak Setegal. Personil ketoprak Karya Manunggal pada saat pentas kemarin sendiri, kebanyakan dari para pemuda dan pemudi yang ada di RW V, para tokoh warga yang ada di desa Landoh, seperti Ketua RT I yang ada di RW V yaitu Bapak Tamid, Ketua RW III Bapak Slamet dan Ketua RW V Bapak Sumarno beserta dari beberapa perangkat desa Landoh seperti Bapak Sukardi ( Kadus III ), Ibu Wahyu Puji Oktaviani ( Kaur Keuangan ).

Bapak Kepala Desa Landoh Mohammad Ali Maksum mengatakan, kegiatan yang positif seperti ketoprak Karya Manunggal sangat perlu dilestarikan mengingat dengan perkembangan jaman pada saat ini dimana anak muda sudah mulai asyik dengan kehidupan Gadgetnya, sedangkan peninggalan kesenian dari para leluhur sudah mulai dilupakan, maka dari itu dengan adanya kegiatan kesenian ketoprak khususnya Beliau sangat bangga dan sangat mengapresiasi kepada tokoh – tokoh pemuda, tokoh warga yang masih peduli akan kesenian ketoprak yang ada di desa Landoh.

Sumber :  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ketoprak_(seni_budaya)

 

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun)
Formulir Komentar (Komentar baru terbit setelah disetujui Admin)
CAPTCHA Image
Isikan kode di gambar